malam itu berbulan..
sabit menoreh latar gelap bersih diatas kotaku yang purba
sesuatu yang betina mengeluarkan cakarnya lalu kemudian
mencabik memori otakku tentang kaidah sang pejantan
sorot tajam sinar kedua mata dia menancapkan lebih dalam raut diri
untuk dapat bertahan dalam hati
mungkin betina ini yang dimaksud dalam cerita takdir
saat aku membacanya dalam semerbak bunga tidur hari-hariku
seketika sang pejantan membangunkanku
dan untuk kemudian menghunjamkan kembali dalam mimpi buruk yang membakar ranjangku
Bulan sabitku yang purba..
semoga kau akan kembali dan membangunkanku diatas kebun bunga kita
dalam kehangatan harapan mentari
Monday, September 18, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
bisa puisi juga toh web master satu ini..heyy..mohon maaf lahir batin y.. :)
mmm...akhirnya puisinya keluar lagi yaah walopun harus nunggu berbulan2...mmmm yaaah
Post a Comment