Sunday, October 29, 2006

Jarak kami 5 tahun

Saat ini yang ada dalam kepalaku adalah kejadian beberapa saat yang lalu, pertanyaan akan mengapa hubungan yang manis dan seharusnya dapat dipertahankan, akhirnya lepas juga sekitar seminggu yang lalu, beberapa hari sebelum hari kemenangan umat islam, sangat bertolak belakang sekali dengan esensi idul fitri yang penuh maaf dan saat untuk memperpanjang tali silaturahmi dengan yang lain.

Jawaban akan segala pertanyaan yang menderu dan menyesakkan dada itu mulai terbaca, ketika kami menyempatkan meluangkan waktu untuk berbuka puasa diluar, entah mengapa aku ingin sekali untuk melewatkannya bersama dia, secara sudah sangat lama kami tidak bertemu karena kesibukan pekerjaan yang sangat menyita waktuku sendiri apalagi untuk bersamanya. Sebuah tempat makanan cepat saji milik orang luar yang dominan akan ayam goreng-nya, adalah rencanaku dari awal, dan itu dikabulkanNya ketika rizki idul fitri membawa berkah untukku.

Rencana tinggalah sebuah rencana, ketika aku menawarkannya kepada dia, entah karena alasan apa dia menjadi sangat berat untuk pergi, walau akhirnya kami dapat berbuka juga dengan sedikit ego-ku (kenapa ego-ku selalu membawaku pada titik terang). Seorang teman yang dulu sempat singgah dihatinya menyita perhatiannya selama kami disana, sangat bisa dibaca dari matanya, dan "bacaan" itu semakin jelas ketika kami akan beranjak pergi, yang biasanya dia selalu disampingku, saat itu dia mendahului jalanku dan akhirnya dia menyapanya walau dari jauh..
Sesampai dirumah, akhirnya skenario yang mungkin sudah disusunnya sejak lama dijalankan juga, dengan awalan yang menyudutkanku (benar-benar persiapan yang matang), wanita memang harus diperhatikan, disanjung, dan selalu dimanja, tetapi yang terjadi selama ini aku tidak menyadari itu, mungkin karena aku berpikir dia adalah hidupku sedangkan hidupku sendiri belum ada titik jelas kemudian sampailah aku dalam asyiknya sebuah pekerjaan, sehingga menyita waktu untuk yang seharusnya aku lakukan selama ini, tetapi yang terjadi dia belum menyadari akan hal itu, atau memang endapan perasaan lama yang selama ini masih dihatinya tidak bisa dibersihkan.

Bergetar hati ini mendengarnya, entah apakah air mata-nya adalah air mata yang memang benar-benar suci keluar dari hatinya, tetapi yang menjelaskan semua itu adalah kejadian beberapa saat yang lalu.
Sebenarnya sudah terlalu malam untuk seorang lelaki berkunjung kepada wanita baik-baik, kenapa tidak dari tadi? sekali lagi kepentingan keluarga nomor satu kata mereka walau kepentingan itu tidak ada dampaknya sama sekali padaku, mungkin bila aku menapaki jalan langsung dengan kaki ini akan menyelesaikan masalah, tetapi yang terjadi aku menunggu mereka dan saat itu waktu sudah sangat sempit, terpikir untuk sekedar melihat pintu depannya saja dan kemudian berkunjung di siang harinya, kenapa harus berhenti pada warung rokok yang kesulitan untuk membayar uang kembalian mungkin sudah diatur Dia untuk memang bertemu malam itu juga, pikiran dalam kepala berkecamuk hebat, apakah mungkin ada seseorang pangeran yang saat ini sedang bersama, berdua di tempat perjamuannya terjawab ketika tiba-tiba pandangan didepan membuat diri ini membeku, harus bagaimana? lewat saja dan seakan tak mau tahu? tetapi entah mengapa aku berhenti juga didepan mereka, dan tersenyum tiba-tiba tanpa berkata apa-apa, yup.. senyum yang sangat aneh mungkin, karena aku hanya tersenyum terus padanya dan pada sang pangeran itu, kenapa aku tidak bersikap profesional dan mendatangi sang pangeran untuk sekedar bersalaman, yang terjadi dalam pikiranku aku masih dalam status miliknya seorang tak ada yang lain, orang pasti bilang aku cemburu melihat mereka berdua, sang putri yang mengantarkan pangeran menaiki kuda kebesarannya ..dari dekat, dan akhirnya sang pangeran meninggalkannya.
Masih dalam kebingungan, harus bagaimana?? ini udah malem man! mungkin sejenak saja, sekedar untuk kembali melihat matanya dan semua keindahannya.
Setelah didalam ruang tamu itu sempat terpikir untuk bersalaman dan memeluk dia, tapi sekali lagi status ku sudah bukan yang spesial, khusus dalam hatinya, ternyata benar apa yang seharusnya jangan aku lakukan karena ketika kami duduk, dia tidak lagi berada disampingku tetapi menjauh diseberang meja perjamuan yang.
Setelah mengobrol sebentar dengan kedua orang tuanya, yang sudah aku anggap seperti orang tuaku sendiri, kami ditinggalkan berdua dengan segelas kopi buatannya, obrolan cerita tentang yang aku lakukan selama seminggu ini menghiasai seluruh ruangan, dan yang aku sesalkan kenapa tidak lebih jauh bertanya tentang sang pangeran tadi, hanya sentilan kecil yang jawabannya sangat membuatku tertunduk..
"wah jadi langsung gitu ya.. asyik ni", seperti biasa dengan senyuman sayangku :p
"engga.. belum kok, baru pdkt..", jawabnya kemudian.
PDKT setauku sampai sekarang berarti pendekatan.. kenapa dia memilih kata-kata itu!

Mungkin benar dugaanku dari beberapa minggu yang lalu, dia mempersiapkan ruangan hati untuk kedatangan seorang pangeran yang sebentar lagi menyelamatkan hidupnya, atau semua canda-canda ku waktu lalu dianggapnya serius dan masuk terlalu jauh ke dalam hatinya..

Monday, October 23, 2006

Selamat Idul Fitri 1427 H

Ramadhan yang suci dan penuh berkah telah meninggalkan kita seakan tak peduli dengan apa yang telah kita perbuat dengan ramadhan, harapan pahala akan semua perintah Nya dan segala nafsu yang kita belenggu selama sebulan semoga didengar dan dikabulkan.
Kemudian bulan baru menampakkan dirinya, membuat semua insan berteriak gembira dan kemudian mengagungkan namaNya..
Refleksi akan semua kesalahan kita kepada sesama dan kepadaNya tak dapat membendung air mata kesedihan, tangisan kegembiraan, haru untuk perbuatan yang dulu, laksana munculnya manusia baru di dunia ini, semoga kita memang akan menjadi manusia yang baru, yang dileburkan semua kesalahan-kesalahannya dan dengan ikhlas tulus saling memaafkan.

Dosa tertimbun mohon diampun, terdetik khilaf mohon maafkan..
taqabbalallahu minna wa minkum
minal aidzin wal faidzin
damai untuk bumi
damai dalam hati