Wednesday, June 28, 2006

Hari-hari sibuk (?)

Setelah beberapa hari ini sibuk di acara pernikahan kakakku, dan ditambah atmosfir jogja yang sedang dingin²nya, juga mood yang yang lagi jelek²nya..
tidak ada semangat, entah mau bikin² apalagi.
Pengennya bikin sistem buat nyelesein tugas kampus yang sudah beberapa bulan ditinggalin dan sekarang dateline semakin mendekat dan mulai menyentuh ujung otak pemikiran, memang sih pada awalnya sering menggebu-gebu, rencana yang matang terlintas sangat-sangat jelas dan sepertinya semua tidak ada masalah dan akan mudah untuk dikerjakan.
Mungkin kata kunci mudah adalah jangan terlalu diutamakan dan dipikirkan dengan gampang, ketika kata mudah atau gampang itu sudah mulai ada hati-hati jangan terlalu terlena dengannya, perlu juga berhati-hati dengan tawaran-tawaran rencana diluar rencana utama, apalagi dengan iming-iming untuk menomorduakan rencana utama dengan mimpi-mimpi yang belum jelas sebenarnya tetapi terpikir sangat nyata dan menggiurkan.. keep it real! kata orang.
Kemudian permasalahan tentang cinta dan kehidupan generasi berikutnya.. mmm itu sih tergantung rencana utama yang bisa mendasari untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini, yup sangat berpengaruh dan merupakan mata rantai diantaranya.

Nah kan, yang tadinya mau nulis cuman dikit aja malah keenakan (dah ngantuk juga sih sebenernya..), sesi foto-foto perkembangan bencana di jogja mungkin akan saya lagi publish lagi.

Thursday, June 15, 2006

Merapi: Suara siapa kah?

Video ini kami ambil ketika merapi meletus, untuk melihat klik tombol play ditengah, kalau tidak bisa streaming/koneksimu sedang lambat, pause dulu biar filenya ter-download dulu, baru kemudian play lagi.



perhatikan diawal movie seperti ada suara cewek, poetra memegang kamera dan disebelahnya adalah saya dan ada beberapa warga, jadi perempuan disana ada 2 orang (temanku dan warga).
Mungkin ada perbedaan kulaitas suara, seperti berbisik tetapi jelas dan keras.
Terdengar seperti mengucap "ni sinta.." atau "ni sintyaa.." atau "misi paakk.."

Kalau ada teman-teman yang penasaran juga dan ingin meneliti sendiri file aslinya, tolong kasih tau emailmu ya, ntar kalo ada waktu bisa aku kirim.

Friday, June 09, 2006

Merapi meletus (?)

Tanggal 8 Juni 2006 pukul 09.10 WIB diberitakan Merapi meletus, saya sendiri dapat kabar dari kakak di Majenang yang menelpon menanyakan kabar berita kebenaran merapi meletus, bingung ngga percaya saya jawab "ngga papa kok, ya paling cuman kayak biasanya.. ngga mungkin lah sampe ke arah rumah".
Baru ngeh ketika melihat berita di MetroTV dan kepanikan warga di sekitar merapi, bahwa merapi mengeluarkan awan panas dahsyat (sangat besar sekali) dan meluncur cepat ke arah selatan.



Habis makan siang kami (aku, poetra, eggy dan diana ) langsung menuju lokasi.
Di jalan mau ke kali kuning, kami dikagetkan dengan banyaknya orang dipinggir jalan sedang melihat ke arah utara arah merapi yang tertutup entah awan biasa atau awan panas atau juga kabut, mobil-mobil wartawan dari semua stasiun tivi juga menggelar wajan-wajan untuk mereka mengirim berita langsung.



Ternyata di deretan orang-orang yang sedang asyik menyaksikan pergelaran kedahsyatan alam merapi, aku melihat seorang teman diantara mereka, pino adik temenku yang sekarang di australia serius memperhatikan merapi, dan aku sempat melihat rekaman luncuran awan panas dan yang katanya dengan suara seperti jet pesawat terbang... besok copy ya pin :)


Dapat informasi kalau di pertigaan ke arah bebeng, kinahrejo tempat juru kunci mbah maridjan ditutup. Ditutup disini bukan yang oleh dari pihak keamanan gitu (SAR, polisi atau apa) tetapi oleh warga sekitar itu sendiri, entah dengan alasan apa, keamanan lingkungan atau keselataman umum.
Keadaan di jalan sekitar terasa sangat mencekam, setiap mata memandang atap rumah semua berwarna putih yang tertutup oleh hujan abu.


Kami kemudian memilih meneruskan perjalanan ke kanan menuju Kali Adem, kami kira akan tembus sampai Bebeng ternyata ditengah jalan lagi-lagi pagar bambu warga menghalangi jalan kami, kali ini kami bilang kalo dari media massa tapi mereka tetap bersikeras tidak mau membuka jalan.
Sempat bertanya tentang keberadaan mbah maridjan... mereka pun tidak tahu beliau dimana sekarang, akhir-akhir ini beliau tidak ada berita.


Di tempat warga yang menutup jalan kami diberitahu bisa mengambil gambar dengan angle spot yang sangat indah (kawan-kawan wartawan maap ya.. ) ditemani warga sekitar yang hanya beberapa orang, terkesan tempat itu sangat private sekali.
Kami menyaksikan luncuran awan panas beberapa kali ..sangat cepat memang, dan suatu kali sempat takut-takut panik mau lari gitu karena ada warga yang bilang "wah mas ati-ati ini.. kayaknya yang itu dah mau lewat bebeng"
sambil menunjuk awan panas yang meluncur sangat cepat dan akhirnya menabrak bukit di atas bebeng, kaki gunung merapi, dan ternyata bukit itu masih bisa menahan laju awan panas kemudian mengakibatkan kepulan menyerupai jamur raksasa.
Tidak lama kemudian, setelah sebelumnya ber-photo-photo masing-masing dengan latar belakang merapi dan awan panasnya, kami turun meninggalkan merapi yang masih banyak diawasi orang-orang karena hari mulai gelap.

Semoga tidak ada korban jiwa selama kejadian itu, dan merapi segeralah kembali dalam tidur panjangmu..

Friday, June 02, 2006

Nginep di Pundong
















Kemarin ke daerah Pundong, Bantul. Di tempat Mbak Maryati mantan pekerja toko ceweknya temenku. Rumahnya hancur..














Bagian dapur dari rumah hancur berantakan hampir rata dengan tanah, bayangkan jika pintu itu menimpa orang.















Mbak Maryati dan kedua orangtuanya yang sudah sangat tua terpaksa tidur diluar, dengan teror gempa yang sesekali menggoyang.















Kiki, cewek temenku memperhatikan anak mbak Maryati yang sedang bermain dengan neneknya.















Masih sedikit sekali uluran tangan di daerah ini, bantuan dari pemerintah tidak terlihat disekitar desa colo ini, hanya kerabat dekat saja yang terlihat ikut membantu.
















Malam hari kami harus terjaga sampai pagi, karena barusan ada warga sekitar memberitahu ada maling berkeliaran. Kebanyakan pencurian dan penjarahan dilakukan oleh orang luar yang mengaku sebagai relawan.