Friday, June 09, 2006

Merapi meletus (?)

Tanggal 8 Juni 2006 pukul 09.10 WIB diberitakan Merapi meletus, saya sendiri dapat kabar dari kakak di Majenang yang menelpon menanyakan kabar berita kebenaran merapi meletus, bingung ngga percaya saya jawab "ngga papa kok, ya paling cuman kayak biasanya.. ngga mungkin lah sampe ke arah rumah".
Baru ngeh ketika melihat berita di MetroTV dan kepanikan warga di sekitar merapi, bahwa merapi mengeluarkan awan panas dahsyat (sangat besar sekali) dan meluncur cepat ke arah selatan.



Habis makan siang kami (aku, poetra, eggy dan diana ) langsung menuju lokasi.
Di jalan mau ke kali kuning, kami dikagetkan dengan banyaknya orang dipinggir jalan sedang melihat ke arah utara arah merapi yang tertutup entah awan biasa atau awan panas atau juga kabut, mobil-mobil wartawan dari semua stasiun tivi juga menggelar wajan-wajan untuk mereka mengirim berita langsung.



Ternyata di deretan orang-orang yang sedang asyik menyaksikan pergelaran kedahsyatan alam merapi, aku melihat seorang teman diantara mereka, pino adik temenku yang sekarang di australia serius memperhatikan merapi, dan aku sempat melihat rekaman luncuran awan panas dan yang katanya dengan suara seperti jet pesawat terbang... besok copy ya pin :)


Dapat informasi kalau di pertigaan ke arah bebeng, kinahrejo tempat juru kunci mbah maridjan ditutup. Ditutup disini bukan yang oleh dari pihak keamanan gitu (SAR, polisi atau apa) tetapi oleh warga sekitar itu sendiri, entah dengan alasan apa, keamanan lingkungan atau keselataman umum.
Keadaan di jalan sekitar terasa sangat mencekam, setiap mata memandang atap rumah semua berwarna putih yang tertutup oleh hujan abu.


Kami kemudian memilih meneruskan perjalanan ke kanan menuju Kali Adem, kami kira akan tembus sampai Bebeng ternyata ditengah jalan lagi-lagi pagar bambu warga menghalangi jalan kami, kali ini kami bilang kalo dari media massa tapi mereka tetap bersikeras tidak mau membuka jalan.
Sempat bertanya tentang keberadaan mbah maridjan... mereka pun tidak tahu beliau dimana sekarang, akhir-akhir ini beliau tidak ada berita.


Di tempat warga yang menutup jalan kami diberitahu bisa mengambil gambar dengan angle spot yang sangat indah (kawan-kawan wartawan maap ya.. ) ditemani warga sekitar yang hanya beberapa orang, terkesan tempat itu sangat private sekali.
Kami menyaksikan luncuran awan panas beberapa kali ..sangat cepat memang, dan suatu kali sempat takut-takut panik mau lari gitu karena ada warga yang bilang "wah mas ati-ati ini.. kayaknya yang itu dah mau lewat bebeng"
sambil menunjuk awan panas yang meluncur sangat cepat dan akhirnya menabrak bukit di atas bebeng, kaki gunung merapi, dan ternyata bukit itu masih bisa menahan laju awan panas kemudian mengakibatkan kepulan menyerupai jamur raksasa.
Tidak lama kemudian, setelah sebelumnya ber-photo-photo masing-masing dengan latar belakang merapi dan awan panasnya, kami turun meninggalkan merapi yang masih banyak diawasi orang-orang karena hari mulai gelap.

Semoga tidak ada korban jiwa selama kejadian itu, dan merapi segeralah kembali dalam tidur panjangmu..

2 comments:

Diyan said...

weh, kok kamu berani naik gunung yang meletus sih? foto2nya bagus, sangat informatif...

Anonymous said...

Foto-foto yang bagus tapi hmmm kalau boleh saya berkomentar kasihan profesi wartawan yang engkau aku-akukan, bisa saja membawa preseden yang tidak-tidak bagi profesi tersebut. Tapi ya sudahlah, saya cuma bisa berkomentar seperti ini.